Galatama Bawal Camar Juli 2016

Mancing barang teman-teman probait anatara lain Akang Sunda, Effendi, Maulana, dan Amir. Sayang sekali empang ini sudah beralih fungsi menjadi empang Ikan Mas.

Galatama Lele Nadia Juli 2012

Bersama Rossy Sirai dan Kadal, sayang empang lelenya sudah ditutup dan dialih fungsikan sebagai empang gaplekan Ikan Mas.

KP Ainul Yakin 8 Maret 2020

Mewariskan joran kesayangan yg sudah sering menghantarkan sebagai juara di Galatama Ikan Mas ke Fransisco Siswantoti.

Tropodo Sidoarjo April 2011

Mancing mujaer barsama adik Paramitha Boedihardjo dan suaminya Pambudi Sardjono.

Mega Sentul September 2019

Acara Mancing bareng bersama Probait Lovers.

Tampilkan postingan dengan label Pengobatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengobatan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Oktober 2012

Pengobatan Patah Tulang Haji Gopli

KESEMPATAN KEDUA DALAM HIDUP

Awalnya tidak menyangka kalau kejadian ini akan menimpa saya, semua berjalan begitu cepat dan saya hanya mengingat sepeda motor yang saya geber tiba-tiba oleng ke kiri- dan ke kanan dan gubrak sayapun terhempas ditengah jalan dengan kondisi kaki patah. Kejadian mengerikan ini saya alami pada dini hari  sekitar jam 01:30 pagi, tidak lama setelah pergantian tanggal dari 31 Juli ke 1 Agustus 2012. Saya baru saja pulang mancing dari empang Nadya untuk menunggu jam Sahur dan kejadian ini benar-benar diluar dugaan mengingat lokasi jatuhnya saya adalah jalan lurus, bisa jadi ada genangan oli di jalan namun ada beberapa orang teman yang mengatakan saya ditempel jin.

Singkat cerita sayapun langsung menuju ke RS Sari Asih, entah kenapa ditengah perjalan saya tiba-tiba berubah pikiran dan meminta supir taxi untuk membawa saya  ke RS Dr. Sanyoto. Setelah di rontgent dokter jaga saat itu menerangkan mengenai kondisi kaki saya, “tulang tempurung lari 90 derajat, tulang engsel remuk dan terdapat patahan dari tulang engsel sampai ke tulang kering”. Sayapun pasrah mendengar seluruh penjelasan dari pak dokter yang kemudian dilanjutkan lagi “Kondisi bapak sangat parah dan satu-satunya jalan yang dapat kami lakukan adalah operasi. Tindakan medis seperti ini tidak bisa cepat penangannya dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk proses pemulihannya. Kalau bapak mau bisa melakukan pengobatan melalui jalur alternatif ”. Mendengar masih ada jalan lain untuk tindakan penyembuhannya maka tanpa pikir panjang sayapun menanyakan mengenai hal tersebut. Pak dokter yang baik hati ini memberikan referensi Haji Naim, tapi entah kenapa saya masih menanyakan rujukan lainnya dan ternyata masih ada dan beliaupun memberikan nama Haji Gopli yang tempat prakteknya tepat dipertigaan arah Jombang, Raden Padah dan Pondok Aren.

Tanpa menunggu lama saya meminta anak buah saya yang saat itu sudah menyusul ke rumah sakit untuk mencari taksi. Sekitar jam 03:30 saya dan rombongan sampai ditujuan dan tanpa menunggu lama sayapun langsung digotong ke tempat ruang praktek. Setelah beberapa saat menunggu muncullah seorang anak muda berusia lebih kurang berumur 28 tahun berwajah tampan dan sangat ramah. Secara singkat beliau menjelaskan mengenai kondisi kaki saya dan yang mengagumkan saya adalah penjelasannya sama persis dengan penjelasan dari pak dokter. Sesaat setelah diberikan penjelasan sayapun langsung ditangani, kaki langsung ditekut dan dipijat sana sini, gak kebayang sakitnya namun saya berusaha keras untuk tidak berteriak apalagi menangis dan menahan semua rasa sakit itu dengan menyebutkan asma Allah. Berselang 15 menit kemudian sayapun dipindahkan ke kamar rawat inap.

Waktu berjalan dengan cepatnya, setelah 6 hari dirawat Pak Dian (pemuda ahli tulang yang mengobati saya dan merupakan putra ke 3 dari almarhum Haji Gopli) datang ke kamar untuk melakukan perawatan. Tiba-tiba kilasan kejadian yang serasa pernah saya alami dimasa lalu terulang kembali, saya tiba-tiba merasa tidak asing lagi dengan Pak Dian, apa yang beliau ucapkan serasa pernah saya dengar, apa yang dilakukannya terhadap kaki saya saat itu seolah pernah saya rasakan. Saya benar-benar menikmati kejadian pada saat itu, rasa sakit yang selama ini terasa tiba-tiba hilang begitu saja, saya tidak menyangka harus menghadapi kembali “dejavu” yang memang beberapa tahun belakangan ini kerap menghampiri kehidupan saya. Dengan kejadian yang tidak saya sangka-sangka ini pada akhirnya saya memahami bahwa Allah masih menyayangi saya dengan mengarahkan saya ke RS. Dr. Sanyoto untuk bertemu dengan dokter yang baik hati dan kemudian memilih Haji Gopli untuk melakukan pengobatan.

Setelah 12 hari menjalani rawat inap saya pada akhirnya diperbolehkan pulang dan harus balik setiap 3 hari sekali untuk melakukan rawat jalan. Kini setelah 2 bulan 10 hari kondisi kaki saya sudah hampir pulih seperti sedia kala, tulang-tulang yang patah dan remuk sudah menyatu kembali dan kaki sudah bisa ditekuk sampai 90 derajat. Saya percaya bahwa dalam waktu dekat saya akan sembuh seperti sedia kala karena saya ditangani oleh seorang ahli patah tulang yang mumpuni yang ditunjuk oleh Allah SWT. 

Saya tidak sanggup membayangkan seandainya saat itu saya memutuskan untuk operasi maka kaki saya pastinya akan penuh dengan bekas jahitan dan ditambah lagi dengan pen yang ditanamkan untuk menyambung tulang saya yang patah. Saya juga tidak sanggup untuk membayangkan bilamana tulang saya yang remuk harus ditanamkan besi-besi yang menonjol keluar permukaan. Tindakan medis seperti ini tentunya bukanlah sesuatu yang salah tapi Allah SWT telah memberikan saya sebuah pilihan yang terbaik buat saya jalani. Seandainya saja saya tidak diberikan petunjuk untuk menjalani pengobatan alternatif tentunya saya akan melakukan operasi dan pastinya saya akan mensyukuri apapun hasilnya dikarenakan semua itu tentunya kehendak dari sang khalik. Saya sangat bersyukur dengan kondisi saya saat ini dan semoga pada kesempatan kedua yang telah diberikan oleh Allah SWT ini akan semakin mendewasakan saya dalam berpikir dan melakukan tindakan apapun.

Terimakasih yang tidak terhingga juga saya tujukan kepada semua orang yang telah membantu saya, teman-teman yang menolong saya pada saat kejadian dan mohon maaf saya tidak bisa mengingatnya dikarenakan rasa sakit pada saat itu telah membunuh ingatan saya, kepada Pak Dokter yang telah berbaik hati memberikan referensi, kepada Pak Dian yang dengan sabar merawat saya, kepada isteri saya yang telah mengorbankan waktu dan pikirannya untuk membantu saya melakukan segala hal, dan tak lupa kepada anak-anakku tercinta yang selalu mensupport papanya.