Jumat, 02 November 2012

Kenang-kenangan SUPRA-X 125

Sepeda motor yang telah membuat kaki saya patah-patah kini telah menghilang dibawa pencuri entah kemana. Kejadian ini saya ketahui sekitar jam 05:30 pagi pada tanggal 2 Nopember 2012. Karena kondisi saya yang masih belum bisa jalan dengan sempurna maka saya meminta isteri saya pada kesempatan pertama melapor ke pak RT dengan tujuan untuk memberikan informasi bahwa daerah yang dipimpinnya sudah tidak aman lagi.

Selang berapa lama pak RT datang ke rumah dan mulai memberikan pengarahan yang menurut saya sangat menggelikan.  Bagaimana tidak, diantara sekian banyak yang diucapkan oleh beliau ada pernyataan yang membuat saya terheran-heran “Kampung kita ini memang tidak aman dan beberapa bulan terakhir ini sudah sering terjadi pencurian sepeda motor” dan masih lanjut beliau “Sebaiknya bapak tidak perlu lapor ke polisi, percuma saja karena tidak akan ada tindak lanjutnya”.

What a surprise…!!!!
Dalam hati sayapun berkata “buat apa saya lapor pak RT kalau tanggapannya seperti ini….!!!”. Saya tidak banyak komentar dan hanya mendengarkan ceramah beliau mengenai teori kemungkinan terjadinya pencurian, intinya saya diminta oleh beliau untuk meningkatkan keamanan di rumah sendiri dengan menambahkan kawat berduri pada tembok rumah, mengingat beliau pernah memergoki sesorang melompati rumah saya…!!!(cukup aneh juga, kenapa orangnya tidak ditangkap dan saya sendiri juga tidak pernah diberi peringatan…!!!). Singkat cerita saya menjelaskan kepada beliau bahwa tujuan saya melapor ke polisi adalah dengan maksud agar pihak Kepolisian bisa melakukan pemetaan mengenai tingkat kejahatan di wilayahnya, dan siapa tahu sepeda motor saya bisa ditemukan dikemudian hari. Diujung pembicaraan saya juga memberikan masukan kepada beliau bahwa bilamana sudah sering terjadi tindak kejahatan seharusnya diadakan musyawarah dengan warga mengenai tata cara untuk meningkatkan keamanan lingkungan.

Dari kejadian yang saya alami pada akhirnya dapat saya simpulkan bahwa:
  1. Kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian yang fungsinya untuk melayani dan melindungi masyarakat nyaris sudah hampir tidak ada.
  2. Abdi masyarakat ditingkat paling bawah seperti RT, RW dan Kelurahan hanya berfungsi mengadministrasikan data penduduk dan memasrahkan masalah kemanan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian.
Cukup ironis memang, kalau pihak Kepolisian disalahkan pastinya akan berkelit dengan menyatakan bahwa Polisi kekurangan personil, sedangkan disisi lain pihak RT, RW maupun Kelurahan tentunya juga tidak mau dipersalahkan karena merasa bukan menjadi tanggung jawab mereka.

Negeri ini memang benar-benar ajaib…!!!
Kejahatan memang susah untuk diberantas sampai ke akar-akarnya, namun demikian paling tidak intensitas kejahatan bisa ditekan sampai pada tingkat yang masih bisa dimaklumi (*jadi rindu petrus di era Presiden Soeharto). Banyak cara untuk memecahkan permasahan ini tapi persoalannya para petinggi mana di negeri ini yang mau perduli terhadap kepentingan masyarakat, sebagai contoh mudah kalau Polisi memang benar-benar kekurangan personil dan budget untuk penambahan personil memang tidak ada mungkin bisa disiasati dengan meminta bantuan Kelurahan/RW/RT untuk mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan, atau bilamana dipandang perlu minta bantuan pada TNI, toh kalau tidak ada perang atau latihan perang begitu banyak personil TNI yang hanya duduk termangu di kantor.

Semoga kedepannya negeri ini bisa memiliki pemimpin yang benar-benar memperhatikan kepentingan masyarakat dan tidak melulu diisi oleh para pejabat yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

Salam PEGAL LINU….!!!!

0 comments:

Posting Komentar