Galatama Bawal Camar Juli 2016

Mancing barang teman-teman probait anatara lain Akang Sunda, Effendi, Maulana, dan Amir. Sayang sekali empang ini sudah beralih fungsi menjadi empang Ikan Mas.

Galatama Lele Nadia Juli 2012

Bersama Rossy Sirai dan Kadal, sayang empang lelenya sudah ditutup dan dialih fungsikan sebagai empang gaplekan Ikan Mas.

KP Ainul Yakin 8 Maret 2020

Mewariskan joran kesayangan yg sudah sering menghantarkan sebagai juara di Galatama Ikan Mas ke Fransisco Siswantoti.

Tropodo Sidoarjo April 2011

Mancing mujaer barsama adik Paramitha Boedihardjo dan suaminya Pambudi Sardjono.

Mega Sentul September 2019

Acara Mancing bareng bersama Probait Lovers.

Senin, 03 Desember 2012

Amin Allahumma Amin

Ibu yg selalu akrab dengan siapa saja, termasuk dengan teman saya
Alunan lagu Yatim Piatu yang didendangkan Rhoma Irama membuat hati saya mengharu biru ketika menyadari bahwa saat ini sayapun sudah menjadi seorang yatim piatu. Keyatim piatuan saya tentunya tidak seperti yang dimaksudkan oleh bang Haji mengingat saya sudah berumur dan memiliki usaha yang dapat menopang kehidupan keluarga, namun paling tidak lagu ini bisa lebih membuat saya semakin perduli dengan anak yatim piatu dan khususnya bisa mengingatkan saya kepada kedua orang tua yang telah berjasa besar dan tiada lelahnya untuk memelihara dan mendidik saya sampai dengan saat-saat terakhirnya.    

Ibu lahir tanggal 11-4-1931 dan wafat pada tanggal 22-11-2012. Setelah Ibu tiada  saya baru benar-benar menyadari bahwa semasa hidupnya Ibu telah meninggalkan sejuta pesan, kenangan serta pembelajaran yang sangat berharga dan tidak akan pernah tergantikan. Saya yang masih berhutang janji pada Ibu meninggalkan sesal yang tertanam jauh dilubuk hati yang terdalam tanpa tahu bagaimana caranya untuk membalas semua kebaikan Ibu. Dalam perenungan saya mencoba untuk mengkaji seluruh pesan tersirat yang ditinggalkan oleh Ibu termasuk mencoba memahami makna dari  tanggal kelahiran dan wafatnya yang ternyata merupakan tanggal yang dipilih oleh Allah SWT untuk seorang Ibu yang berhati mulia.  

Berikut adalah keunikan dari perhitungan tanggal kelahiran dan wafatnya Ibu:
  • Tanggal kelahiran Ibu bilamana dijumlahkan (1+1+4+1+9+3+1) diperoleh jumlah 20 dan bilamana diuraikan kembali menjadi 2+0=2.
  • Tanggal wafatnya Ibu bilamana dijumlahkan (2+2+1+1+2+0+1+2) diperoleh jumlah 11 dan bilamana diuraikan kembali menjadi 1+1=2.
  • Tanggal wafat Ibu bilamana dikurangkan dengan tanggal kelahiran Ibu (22-11) ditemukan angka 11 dan bilamana dijumlahkan (1+1) diperoleh angka “2”. 
  • Tanggal, bulan dan tahun wafatnya Ibu bilamana dijumlahkan (22+11+2012) diperoleh angka 2045 dan bilamana diuraikan menjadi 2+0+4+5= 11 --> 1+1=2
  • Tanggal, bulan dan tahun lahirnya Ibu bilamana dijumlahkan (11+4+1931) diperoleh angka 1946 dan bilamana diuraikan menjadi 1+9+4+6=20 --> 2+0=2.
  • “2” adalah angka yang sangat akrab dengan kehidupan Ibu; tanggal kelahiran Bapak, 2 orang anaknya yang telah terlebih dahulu berpulang ke Rahmatullah; dan bisa juga berarti anak ke 2 yang senantiasa didoakannya.
  • Bulan wafat Ibu bilamana dikurangkan dengan bulan kelahiran Ibu (11-4) diperoleh angka 7 atau sesuai dengan jumlah anaknya yang masih hidup.
  • Tahun wafat Ibu bilamana dikurangkan dengan tahun kelahiran Ibu (2012-1931) diperoleh angka 81 dan bilamana diuraikan kembali menjadi 8+1=9.
  • Tanggal, bulan dan tahun wafatnya Ibu bilamana dijumlahkan (22+11+2012) diperoleh angka 2045 sedangkan Tanggal, bulan dan tahun lahirnya Ibu bilamana dijumlahkan (11+4+1931) diperoleh angka 1946. Selisih dari kedua angka ini adalah 99 atau sama dengan Asmaul Husna. Bilamana angka ini diuraikan kembali menjadi 9+9=18 --> 1+8=9.
  • “9” adalah angka kramat bagi Ibu karena jumlah anak Ibu adalah 9.
  • Tahun wafat ibu berjumlah 5(2+0+1+2) sedangkan tahun kelahiran Ibu juga berjumlah 5(1+9+3+1=14 --> 1+4). Selisih kedua angka ini adalah “0” sebagai cerminan bahwa ibu kini telah tiada. Bilamana dijumlahkan diperoleh angka 10 dan bilamana diuraikan menjadi 1+0=1 sebagai perlambang bahwa Ibu kini telah bersatu dengan Bapak dan juga merupakan cerminan dari sifat dasar Ibu yang selalu tampil sebagai pemimpin dan pemersatu dalam  berbagai hal. 
Semoga keunikan dari perhitungan tanggal ini bisa menentramkan dan meyakinkan kami semua bahwa Ibu kini telah berbahagia disisi Allah SWT. Walau rindu itu masih terus ada dan tiada mungkin untuk dirasakan kehangatannya kembali, namun kini saya ikhlas menerimanya.... Amin Allahumma Amin…..

Sabtu, 01 Desember 2012

In Loving Memory, “Asmayawati Boedihardjo 11 April 1931 – 22 Nopember 2012”

Kamis dini hari adikku Paramitha memberi kabar bahwa Ibu telah berpulang ke haribaan Allah SWT sekitar jam 01:45. Sedih mendengar berita ini mengingat terakhir bertatap muka adalah pada saat ulang tahun Ibu yang ke 81 di bulan April 2012 yang lalu. Sedikit timbul rasa sesal dengan kondisi kaki yang belum pulih seratus persen sehingga menyebabkan saya tidak bisa menengok Ibu yang telah tergolek lemah 1 bulan terakhir di rumah sakit namun pada akhirnya saya hanya bisa berserah diri atas keputusan yang diambil oleh Yang Maha Kuasa.

Ibu adalah sosok pejuang yang benar-benar saya kagumi. Masih jelas dalam ingatan betapa disaat muda Ibu harus berjuang keras membantu bapak untuk menghidupi keluarga. Kedengarannya memang cukup aneh mengingat Bapak adalah seorang perwira polisi yang seharusnya bisa mencukupi seluruh kebutuhan keluarga, namun karena Bapak adalah seorang polisi yang jujur dan tidak pernah tergoda dengan iming-iming uang atau apapun maka kami sembilan bersaudara harus rela hidup dengan pas-pasan.

Untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga segala upaya dilakukan oleh Ibu, dari berjualan es batu, es mambo, memasak untuk siswa polisi(note: saat ini bernama SPN)  sampai berjualan serabi dan menjadi makelar rumah. Ibu juga tidak pernah pantang menyerah untuk memperjuangkan kehidupannya, entah sudah berapa lama Ibu menderita penyakit ginjal, kencing manis, paru-paru dan jantung sehingga Ibu harus bergantung dengan obat-obatan namun Ibu tetap bersemangat meniti kehidupan ini seolah-olah tidak ada satupun penyakit yang dideritanya.

Menjelang lebaran tahun 2011 yang lalu ketika karyawan saya pulang kampung, saya dan istri memutuskan untuk tetap membuka toko bersama anak-anak selama 2 hari. Dihari pertama ketika kami semua pamitan untuk berangkat ke toko, tiba-tiba Ibu mengejutkan kami semua dengan keputusannya yang ingin ikut menjaga toko “Semua berjuang, masa Ibu gak ikut berjuang” demikian kata Ibu yang sampai dengan saat ini selalu terngiang dalam ingatan.  Walau kami telah berusaha keras mencegahnya namun Ibu bersikukuh untuk tetap berangkat. Kamipun menyerah hanya menyarankan untuk datang siangan agar Ibu tidak tergesa-gesa mempersiapkan segala sesuatunya. Pada akhirnya Ibu datang juga ke toko dengan menaiki kursi roda yang didorong oleh susternya(note: jarak dari rumah ke toko sekitar 300 meter). Sesampainya di toko Ibupun langsung menyemangati kami semua, rasa letih yang sebelumnya kami rasakan menjadi sirna berganti dengan semangat kerja yang membara. Ibu memang benar-benar seorang pejuang sejati, bukan hanya dengan omongan semata melainkan ikut terjun langsung memberikan contoh nyata. Semoga semangat Ibu yang luar biasa ini bisa menjadi suri tauladan bagi keluarga saya.

Selain sebagai pejuang keluarga, Ibu adalah tokoh pemersatu keluarga. Tak jarang Ibu mengundang kami bersaudara untuk berkumpul dirumahnya. Ada saja alasan yang digunakan, entah itu arisan keluarga, acara ulang tahun, lebaran atau dalam rangka merayakan tahun baru. Hebatnya lagi Ibu yang paling bersemangat untuk mengabadikan momen pertemuan tersebut. Ibu selalu tampil sebagai komandan yang mengatur anak-anaknya untuk melakukan photo bersama. Saya tidak tahu apakah sepeninggal Ibu semangat persatuan diantara kami masih akan terus tumbuh seperi masa-masa yang lalu? Semoga perjuangan dari Ibu untuk tetap mempersatukan kami masih bisa berlanjut sehingga apa yang telah diperjuangkan oleh Ibu tersebut tidak menjadi sesuatu yang sia-sia belaka.

Begitu banyak kisah yang bisa diceritakan tentang Ibu, apalagi terhitung dari bulan Februari 2011 s/d September 2011 Ibu tinggal di rumah saya. Ulang tahun Ibu yang ke 80 saya rayakan dengan sederhana di sebuah rumah makan daerah Kampung Utan, sayang pada saat itu tidak ada saudara yang hadir selain saya sekeluarga, seluruh karyawan saya serta Rio Saputro anak dari kakak saya yang ketiga. Walau dengan perayaan yang sangat sederhana, Ibu nampak bahagia sekali dan entah sudah beberapa kali mengucapkan rasa terimakasihnya yang tak terhingga kepada saya. Ibu memang tiak pernah membeda-bedakan anaknya, berapapun yang kami berikan semua pasti disyukuri sama rata. Kasih sayang dari Ibu sebenarnya sama pada setiap anaknya, hanya saja karena termakan oleh usia terkadang Ibu bisa salah ucap sehingga akhirnya diartikan berbeda oleh kami selaku anaknya. Yang saya tahu Ibu senantiasa mendoakan semua anaknya tanpa perbedaan dan saya berharap apa yang telah Ibu ajarkan mengenai kasih sayang terhadap keluarga bisa juga saya lakukan sama baiknya dengan Ibu.

Setelah Ibu tiada saya selalu merindukan sapaan dari Ibu yang benar-benar melekat dihati “Gimana Son juara apa gak..?”, saat menanyakan hasil lomba mancing yang saya ikuti dan ketika saya jawab “Belum berhasil bu…“ maka Ibupun tertawa sembari berkata “Sabar… belum rejeki,  nanti pasti juara…!!!”. Dalam kesempatan lain ketika saya menjawab pertanyaan Ibu “Juara bu…”  Ibupun tertawa terbahak-bahak dan berkata “Hebat… dapat juara berapa, hadiahnya berapa…?”. Bahkan ketika Ibu sudah tinggal di Surabaya, tak lupa dalam pembicaraan via telpon Ibu juga menanyakan hasil lomba mancing yang saya ikuti dan selalu menyemangati ketika saya ceritakan mengenai hasil yang kurang menggembirakan. Bagi saya Ibu adalah seorang motivator yang tiada duanya, sangat jarang melihat Ibu patah arang karena Ibu selalu menatap kehidupan ini dengan optimisme yang tinggi.

Kini tiada lagi perkataan “Bu Astrid, uang eyang sudah dikirim atau belum..?”, “Bu Astrid, Eyang kehabisan uang tolong dikirimin dulu…!!!”, “Nil, Ibu beliin abon ya, di Surabaya gak ada abon yang enak…” dan masih banyak lagi perkataan lainnya yang sering diulang dalam kesempatan berbeda sehingga membuat saya sekeluarga menjadi terhibur karenanya.

Selamat jalan Ibu, beristirahatlah dengan tenang dan terimakasih telah memberikan kenangan yang begitu indah pada kami semua. Doa kami sekeluarga akan senantiasa menyertai Ibunda tercinta.

Selasa, 06 November 2012

Tips dalam memilih dan merawat senar untuk Galatama Lele

Salah satu bagian dari alat pancing yang sangat vital adalah senar pancing. Agar tidak kecewa karena senar sering putus maka hal pertama yang perlu diketahui dalam memilih senar adalah kualitas dari bahan senar tersebut. Semakin bagus kualitas senar yang kita pakai, sudah pasti semakin mahal harganya, namun pastinya Anda tidak akan kecewa dengan kemampuannya. Kekuatan senar umumnya tidak hanya dihitung berdasarkan kemampuannya menahan beban saja melainkan juga diukur dari berbagai macam variabel seperti  kekuatan ikat senar (knot strength), perpanjangan senar pada saat ditarik (elongation), daya lentur (flexibility) dan ketahanan gesek (abrasion resistance).

Banyak pemancing yang baru terjun ke Galatama Lele dan masih terbiasa dengan kepercayaan yang telah lama dibangun disaat mancing ikan mas menjadi hilang kesempatannya untuk meraih juara dikarenakan salah menetapkan ukuran senar dan berakibat senarnya sering putus. Kekuatan ikan lele sebenarnya jauh melampaui kekuatan ikan mas, mungkin perbandingannya bisa dirumuskan bahwa kekuatan ikan lele yang berbobot 2kg adalah setara dengan ikan mas yang berbobot 5kg. Satu hal lagi yang harus Anda waspadai adalah kekuatan ikan lele yang sedang mengamuk bisa 5x s/d 10x lipat dari bobotnya sendiri.

Bilamana Anda terbiasa main di empang yang jarang ikan besarnya, mungkin penggunaan senar berdiameter kecil belum terasa pengaruhnya, sehingga tak heran sering ditemukan seorang pemancing memberikan saran untuk menggunakan senar dengan diameter kecil dan dengan kekuatan dibawah standard pula.  Pengaturan drag memang ikut berperan penting terhadap kemampuan dari senar, namun demikian yang Anda harus ingat bahwa dalam Galatama Lele Anda tidak mancing sendirian dan ini bukan sekedar penyaluran hobi semata melainkan sebuah lomba yang membuat Anda harus bisa dengan cepat menarik ikan kepinggir agar tidak mengganggu kompetitor yang berada disisi kiri dan kanan Anda. Terlalu lama memainkan ikan pastinya akan mengganggu tetangga kiri kanan dan bisa berakibat Anda akan menjadi orang yang paling tidak disukai di empang. 

Berdasarkan pengalaman dilapangan maka bagi rekan-rekan yang baru terjun ke dunia Galatama Lele maka tips sebagai berikut mungkin bisa digunakan:
  1. Pilihlah senar yang dilengkapi dengan label IGFA (International Game Fishing Association) Class.
  2. Jangan terlalu mengandalkan drag, pilihlah senar dengan diameter yang besar antara 0.30 s/d 0.35 yang diimbangi dengan kekuatan diatas 15kg. 
  3. Jangan hanya mengandalkan kekuatan senar, sering-seringlah untuk mengontrol Line Guide (bagian untuk mengontrol keluarnya kenur dari reel) dan Line Roller(tempat jalannya benang pada reel). Bilamana ditemukan bagian yang tajam segera diganti, karena tanpa kita sadari justru bagian inilah yang sering memutuskan senar. 
  4. Segera potong senar bilamana terjadi gesekan yang kuat dengan tiang blower(terutama yang menggunakan bambu) atau tali pembatas antar lapak (note: kebanyakan empang Galatama Lele tidak memakai tali pembatas tapi ada pula yang mengaplikasikannya)
  5. Gesekan dari alat serok ikan/seser juga akan membuat senar menjadi cepat rusak, jadi sering-seringlah mengontrol bagian ujung senar dan bilamana dipandang perlu melakukan pemotongan antara 1 s/d 2 meter dari ujung senar secara berkala.

Semoga tips yang sangat sederhana ini bisa bermanfaat. 


Jika mau MERUBAH masa depan Anda sambil terus menyalurkan HOBBY MANCING silahkan KLIK DISINI atau pada gambar berikut...!!!



Senin, 05 November 2012

Fay Ehsan - Indonesia Mencari Bakat musim ke 2

photo: http://fayehsan.blogspot.com/
Photo:http://fayehsan.blogspot.com/
Indonesia Mencari Bakat(IMB) adalah ajang pencarian bakat anak-anak bangsa yang dikemas oleh Trans TV dalam sebuah program bergenre talent show. Di IMB pertama ada beberapa bakat yang saya nilai cukup menonjol seperti JP Millenix dan Putri Ayu, namun sayangnya mereka berdua gagal untuk menjadi juara. Putri Ayu masih beruntung bisa mencapai babak Grand Final, jika saja yang masuk Grand Final adalah peserta lainnya yang memiliki bakat biasa-biasa saja tentunya tidak ada lagi yang bisa dibanggakan atas hasil dari tayangan pencarian bakat ini.

Sebagaimana kita ketahui bersama dalam IMB 1 yang menang dalam babak Grand Final adalah Klantink sebuah group pengamen yang berasal dari kota Surabaya. Tanpa bermaksud mendiskreditkan Klantink tentunya kita semua bisa menilai bahwa kemampuan bermusik yang dimiliki oleh Klantink adalah biasa-biasa saja baik dinilai dari sisi olah vokal maupun penguasaan instrumen musik. Kemenangan Klantink tidak lebih karena sisi kehidupan mereka diangkat oleh Trans TV dan mendapatkan simpati dan empati dari pemirsa. Menurut saya Klantink berhasil memenangkan pertarungan di Grand Final dikarenakan simpati dan empati masyarakat bukan apresiasi atas bakat yang mereka miliki.

IMB 2 sekarang tengah berlangsung dan mulai bermunculan para peserta yang berbakat dibidangnya masing-masing. Dari sekian banyak peserta tentunya harus dipilih siapa yang paling berbakat. Salah seorang peserta yang menurut saya paling berbakat adalah seorang musisi asal Solo yang bernama Fay Ehsan yang begitu piawainya memainkan gitar akustiknya. Banyak musisi berbakat di Indonesia tapi kemampuan musikalitas yang dimiliki oleh Fay sangat unik dan hanya sedikit musisi dunia yang berhasil menguasainya, apalagi di Indonesia mungkin tidak lebih dari 10 orang.

Tentunya sangat disayangkan kalau seorang Fay harus tersungkur di babak-babak awal hanya dikarenakan kalah dalam perolehan SMS. Jika terus terjadi demikian maka IMB  yang tadinya dirancang dan diciptakan untuk mencari bakat-bakat unik akan menjadi rancu dengan nama programnya. Beruntung kemarin Fay diputuskan oleh Dewan Juri masuk semifinal, jika tidak mungkin Trans TV akan kehilangan kesempatan untuk menggiring seorang musisi berbakat sampai pada puncak kesuksesannya.

Saya hanya bisa berharap semoga perancang program IMB bisa merubah peraturannya dengan menetapkan bahwa peserta yang berhasil masuk ke Grand Final adalah 1 peserta dari jumlah SMS terbanyak dan 1 peserta lainnya yang benar-benar memiliki bakat yang diputuskan oleh Dewan Juri secara obyektif. Dengan adanya perubahan peraturan ini maka IMB tetap pada tracknya sebagai talent program dan sekaligus sebagai sebuah program reality show yang pemenangnya dipilih langsung oleh masyarakat. 


Bagi Anda yang belum pernah melihat kepiawaian Fay Ehsan memainkan dawai gitarnya  silahkan lihat disini atau langsung cari di Youtube Youtube. 

Enjoy the Show....!!!!
 


Sabtu, 03 November 2012

Jokowi tidak layak menjadi Gubernur DKI Jakarta

Awalnya saya tidak pernah mengenal sosok Joko widodo, hingga munculnya pemberitaan yang santer mengenai mobil ESEMKA di berbagai media massa. Sayapun pada akhirnya mulai googling ke sana kemari untuk melihat berbagai kiprahnya sebagai Walikota Solo. Perlahan tapi pasti mulai timbul rasa simpati dan empati saya terhadap beliau, apalagi dukungan beliau terhadap wong cilik mengingatkan saya terhadap sosok Soekarno yang sangat saya kagumi.

Selang beberapa waktu kemudian Jokowi menggemparkan Indonesia kembali dengan keikut sertaannya dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Banyak pihak yang meragukan bahwa beliau akan berhasil memenangkan PILKADA ini tapi sebagaimana kita ketahui bersama Jokowi kini telah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Kiprah beliau sebagai Gubernur DKI Jakarta juga tidak jauh beda saat menjabat Walikota Solo, kegemarannya blusukan dari kampung ke kampung untuk melihat secara langsung permasalahan dilapangan tetap dilakoni, walaupun telah mendapat warning dari sana sini. Jokowi tidak perduli dengan semuanya karena tekadnya hanya satu yaitu membuat rakyat tidak menderita. Keberhasilan Jokowi menjadi Gubernur memang masih jauh dari harapan semua orang, pun terlalu dini pula untuk menilai kinerja dari seorang Jokowi, mengingat beliau belum genap 1 bulan memimpin Jakarta, namun demikian paling tidak Jokowi telah berhasil menyita perhatian publik dengan berbagai macam terobosan yang telah dilakukan.

Jokowi merupakan cerminan dari pemimpin negeri yang sudah sangat lama dirindukan oleh bangsa ini. Saya hanya bisa berdoa semoga Jokowi bisa melakukan percepatan dalam melakukan penyelesaian terhadap seluruh permasalahan di Jakarta, mengingat langkah beliau tentunya akan banyak menghadapi berbagai macam rintangan yang diciptakan oleh pihak-pihak yang merasa tidak nyaman dengan kehadirannya. Seandainya saja semua bisa dilalui dengan baik maka saya akan mendukungnya untuk menjadi Presiden Indonesia, karena hanya posisi itulah yang menurut saya paling tepat untuk seorang Jokowi….!!!!

 
 

Jumat, 02 November 2012

Kenang-kenangan SUPRA-X 125

Sepeda motor yang telah membuat kaki saya patah-patah kini telah menghilang dibawa pencuri entah kemana. Kejadian ini saya ketahui sekitar jam 05:30 pagi pada tanggal 2 Nopember 2012. Karena kondisi saya yang masih belum bisa jalan dengan sempurna maka saya meminta isteri saya pada kesempatan pertama melapor ke pak RT dengan tujuan untuk memberikan informasi bahwa daerah yang dipimpinnya sudah tidak aman lagi.

Selang berapa lama pak RT datang ke rumah dan mulai memberikan pengarahan yang menurut saya sangat menggelikan.  Bagaimana tidak, diantara sekian banyak yang diucapkan oleh beliau ada pernyataan yang membuat saya terheran-heran “Kampung kita ini memang tidak aman dan beberapa bulan terakhir ini sudah sering terjadi pencurian sepeda motor” dan masih lanjut beliau “Sebaiknya bapak tidak perlu lapor ke polisi, percuma saja karena tidak akan ada tindak lanjutnya”.

What a surprise…!!!!
Dalam hati sayapun berkata “buat apa saya lapor pak RT kalau tanggapannya seperti ini….!!!”. Saya tidak banyak komentar dan hanya mendengarkan ceramah beliau mengenai teori kemungkinan terjadinya pencurian, intinya saya diminta oleh beliau untuk meningkatkan keamanan di rumah sendiri dengan menambahkan kawat berduri pada tembok rumah, mengingat beliau pernah memergoki sesorang melompati rumah saya…!!!(cukup aneh juga, kenapa orangnya tidak ditangkap dan saya sendiri juga tidak pernah diberi peringatan…!!!). Singkat cerita saya menjelaskan kepada beliau bahwa tujuan saya melapor ke polisi adalah dengan maksud agar pihak Kepolisian bisa melakukan pemetaan mengenai tingkat kejahatan di wilayahnya, dan siapa tahu sepeda motor saya bisa ditemukan dikemudian hari. Diujung pembicaraan saya juga memberikan masukan kepada beliau bahwa bilamana sudah sering terjadi tindak kejahatan seharusnya diadakan musyawarah dengan warga mengenai tata cara untuk meningkatkan keamanan lingkungan.

Dari kejadian yang saya alami pada akhirnya dapat saya simpulkan bahwa:
  1. Kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian yang fungsinya untuk melayani dan melindungi masyarakat nyaris sudah hampir tidak ada.
  2. Abdi masyarakat ditingkat paling bawah seperti RT, RW dan Kelurahan hanya berfungsi mengadministrasikan data penduduk dan memasrahkan masalah kemanan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian.
Cukup ironis memang, kalau pihak Kepolisian disalahkan pastinya akan berkelit dengan menyatakan bahwa Polisi kekurangan personil, sedangkan disisi lain pihak RT, RW maupun Kelurahan tentunya juga tidak mau dipersalahkan karena merasa bukan menjadi tanggung jawab mereka.

Negeri ini memang benar-benar ajaib…!!!
Kejahatan memang susah untuk diberantas sampai ke akar-akarnya, namun demikian paling tidak intensitas kejahatan bisa ditekan sampai pada tingkat yang masih bisa dimaklumi (*jadi rindu petrus di era Presiden Soeharto). Banyak cara untuk memecahkan permasahan ini tapi persoalannya para petinggi mana di negeri ini yang mau perduli terhadap kepentingan masyarakat, sebagai contoh mudah kalau Polisi memang benar-benar kekurangan personil dan budget untuk penambahan personil memang tidak ada mungkin bisa disiasati dengan meminta bantuan Kelurahan/RW/RT untuk mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan, atau bilamana dipandang perlu minta bantuan pada TNI, toh kalau tidak ada perang atau latihan perang begitu banyak personil TNI yang hanya duduk termangu di kantor.

Semoga kedepannya negeri ini bisa memiliki pemimpin yang benar-benar memperhatikan kepentingan masyarakat dan tidak melulu diisi oleh para pejabat yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

Salam PEGAL LINU….!!!!

Rabu, 31 Oktober 2012

Saya bisa kerja tapi saya tidak mau kerja...!!!!

"MASA DEPAN SESORANG TIDAK DITENTUKAN OLEH MASA LALUNYA, MELAINKAN OLEH KEPUTUSAN YANG DIBUATNYA...!!!"

Suatu hari saya berkesempatan berbincang cukup panjang dengan seorang teman, sebut saja Thomas seorang pemancing Galatama Lele yang sering saya temui di salah satu empang yang berada di daerah Pondok Ranji. Dalam kesempatan itu secara singkat Thomas menceritakan seputar kehidupannya yang cukup memilukan.

Thomas tadinya bekerja sebagai ABK yang mengharuskan dia sering berlayar meninggalkan keluarganya. Karena sering ditinggal pergi dan mungkin karena kesepian sang isteri kemudian berselingkuh. Thomas kemudian memutuskan untuk menceraikan isterinya dan kemudian mengawini wanita lain.

Dalam perkawinannya yang kedua nasib buruk nyatanya masih saja menerjang kehidupannya. Thomas terkena penyakit ginjal yang mengharuskannya berobat ke sana kemari dan menghabiskan seluruh harta benda yang dimilikinya. Thomaspun kini sudah bertahun-tahun tidak bekerja lagi dengan alasan dia tidak boleh bekerja keras. Perannya sebagai kepala rumah tangga yang harus membiayai kehidupan diambil alih oleh istrinya yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga tidak tetap di beberapa keluarga sekitar rumahnya.

Thomas sangat menikmati kehidupan memancing yang terkadang harus dibiayai oleh anaknya yang masih bersekolah tingkat SD dari hasil berjualan cacing yang dikais dari kali ataupun tempat sampah. Thomas bukanlah seorang Juara mancing yang setiap hari berhasil pulang membawa uang lebih untuk dibagikan kepada keluarga. Entah berapa ratus ribu rupiah yang dihamburkan Thomas pada setiap bulannya demi untuk memuaskan hatinya di kolam pancing.

Selama perbincangan tidak jarang saya memberikan nasihat kepada Thomas untuk merubah jalan kehidupannya. Saya menyarankan untuk melakukan pekerjaan ringan yang bisa menghasilkan uang tapi sayangnya semua saran yang saya berikan ditanggapi negatif. Walau telah saya yakinkan bahwa pekerjaannya lebih ringan dibandingkan dengan energi yang harus dibuang di kolam pancing namun Thomas tetap tidak bergeming dengan berbagai macam alasan klise. Saya tidak bisa memaksa Thomas untuk merubah kehidupannya, karena saya sadar bahwa masa depan Thomas hanya bisa ditentukan oleh yang bersangkutan sendiri. Saya hanya bisa memberikan berbagai macam gambaran kehidupan yang lebih baik dan bukan sesuatu hal yang mustahil bisa dicapainya namun sekali lagi hanya seorang Thomas yang bisa membuat perubahan dalam kehidupannya.

Thomas tidak sendirian dalam hal ini. Di empang masih banyak Thomas lainnya, yaitu seseorang yang rela mengorbankan kepentingan lainnya demi memuaskan hawa nafsunya di empang. Seseorang yang mengedepankan egonya dibandingkan menjaga perasaan orang-orang yang dicintainya. Ketika saya hampir setiap hari berada di empang, seorang sahabat saya Arif secara bercanda menanyakan kepada saya mengenai hal tersebut: “Lo sudah kesambit setan Empang Son…?”. Sayapun secara singkat menjelaskan kepada sahabat saya ini mengenai berbagai macam pertimbangan yang membuat saya untuk sementara waktu ini harus sering-sering berada di empang. Ajaibnya teman saya ini justru akhirnya tertarik dengan kegiatan yang saya lakukan di empang, dan entah sudah beberapa kali dia menemui saya di empang pula. 

Memancing adalah suatu kegiatan yang positif, namun demikian ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi yaitu Anda harus punya budget yang jelas untuk kegiatan mancing dan tentunya tidak akan mengganggu waktu kerja, waktu untuk keluarga dan cash flow kebutuhan rumah tangga.   

Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi buat teman-teman pemancing….!!!

Salam Gentak…!!!!

Senin, 29 Oktober 2012

Menghitung probabilitas keberhasilan di Galatama Lele

Sensasi mancing Galatama Lele tentunya jauh berbeda dengan sensasi mancing harian ataupun kiloan. Banyak orang mengikuti Lomba Mancing Galatama Lele dengan tujuan yang berbeda. Ada yang hanya sekedar ingin merasakan sensasi strike ikan besar, yang lainnya suka melakukan eksperimen umpan, sebagian lagi memang berprofesi dikolam pancing alias memiliki target untuk mendapatkan amplop pada setiap lomba yang diikutinya, dan masih banyak lagi alasan lainnya yang tentu saja hanya yang bersangkutan yang benar-benar mengetahui alasan keikut sertaannya.

Dari berbagai macam alasan yang ada tentunya kepuasan dalam memancing adalah hal yang paling utama, apalagi bila kepuasan tersebut bisa dibarengi membawa pulang amplop. Sayangnya banyak diantara pemancing yang ingin mendapatkan kepuasan dimaksud belum memahami dengan benar terhadap berbagai macam hal yang membuat seseorang sering menjadi juara sehingga pada akhirnya tak jarang beredar issu negatif dikalangan pemancing.

Mungkin benar bahwa ada beberapa pemancing yang memakai jalur mistik untuk mendukungnya, tapi saya berkeyakinan bahwa tidak ada seorang dukunpun yang bisa membuat seorang pemancing menjadi juara mancing terkecuali atas upayanya dan kehendak dari Allah SWT. Kalau memang ada dukun yang bisa membuat seseorang menjadi juara tentunya prestasi olah ragawan Indonesia diberbagai macam lomba tingkat dunia menjadi yang nomor satu.

Dengan pengetahuan saya yang masih minim sekali didunia permancingan, saya mencoba untuk menguraikan berbagai macam aspek/komponen yang dapat mendukung seseorang menjadi juara.

#1 50% Umpan
Banyak pemancing yang mengabaikan hal ini dan sering sekali memaksakan diri untuk keluar dari pakem yang tengah berlaku. Sebagai contoh di Empang tempat biasa Anda lomba yang lagi heboh umpan binatang tapi umpan yang Anda bawa hanya umpan olahan. Walau bukan tidak mungkin umpan Anda dimakan oleh sang ikan tapi tentu saja tingkat keberhasilannya menjadi cukup rendah. Dengan membawa umpan yang tepat maka 50% kemenangan sudah berada ditangan Anda.

#2 40% Aura
Kehidupan seseorang tidak akan pernah lepas dari yang namanya keberuntungan. Anda sudah membawa umpan yang bagus, tapi kenyataan dilapangan Anda mendapatkan lapak mati, dan pada akhirnya Anda pulang dengan tangan hampa. Keberuntungan sangat terkait erat dengan Aura tubuh yang dipancarkan ketika Anda berada diempang. Bilamana Anda tidak percaya diri, tidak percaya dengan umpan yang dibawa, membawa persoalan lain ke empang dan hal-hal lain yang bersifat negatif maka bisa jadi keberuntungan akan menjauh dari Anda. Dengan memancarkan Aura yang positif maka 40% kemenangan sudah ditangan Anda. 

#3 10% Tehnik
Dalam lomba Galatama, mayoritas pesertanya adalah orang yang telah lama berkecimpung di dunia permancingan, sehingga peran tehnik untuk mendukung sebuiah kemenangan sebenarnya kecil sekali, karena kompetitor Anda tentunya juga telah memiliki tehnik yang mumpuni. Tehnik tidak begitu dominan untuk memenangkan sebuah Lomba dan hanya menyumbang 10% atas keberhasilan Anda.

Untuk lebih memahami apa yang telah saya jabarkan diatas, perhatikan tabel probalitas berikut:



Bilamana Anda belum memahami bagaimana semua ini bisa bekerja silahkan klik link berikut:
http://sonnyboedihardjo.blogspot.com/2012/10/tips-dan-trik-untuk-menang-di-galatama.html

Kamis, 25 Oktober 2012

Membina pola makan ikan di Galatama Lele

"Lebih baik menjadi pemancing yang bodoh daripada tidak pernah ngamplop...!!!" 


Tehnik mancing Jawara Galatama bilamana sekilas diperhatikan tidak ada bedanya dengan para pemancing pada umumnya. Namun demikian bilamana kita amati lebih jauh ternyata ada salah satu tehnik yang mungkin sangat berbeda dan tidak semua orang sabar untuk melakukannya yaitu pembinaan pola makan ikan.

Dari beberapa jawara mancing yang saya kenal, ternyata ada beberapa orang yang dengan sabarnya menebar umpan mereka sebelum pada akhirnya memetik hasil yang maksimal yaitu juara dan juara lagi. Bahkan untuk mempercepat proses pembinaannya ada pemancing yang bekerja secara tim, mereka memancing di empang yang sama dan dengan menggunakan umpan yang sama. Cara ini memang sangat efektif dibandingkan harus membina sendirian, umpan akan cepat tersebar diseluruh lapak dan kemungkinan untuk dikenali dan disukai oleh ikan akan lebih besar kemungkinannya.

Dalam satu kesempatan sayapun pernah melakukan hal yang sama, membina ikan dan pada akhirnya mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Trik dan tehnik pembinaan ini mungkin dapat digunakan oleh rekan-rekan yang sudah jarang atau bahkan belum pernah ngamplop sama sekali. 

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembinaan adalah sebagai berikut:
  1. Jangan membina dengan umpan hidup karena akan dengan mudah diketahui oleh kompetitor Anda, dan bilamana sudah jalan mereka akan menggunakan umpan yang sama. Anda mungkin akan segera gigit jari, terkecuali umpan hidup dimaksud sudah Anda berikan attractant khusus yang sulit untuk dikenali. Kelemahan penggunaan umpan hidup juga terjadi di empang yang tidak memperbolehkan pemancing untuk ngebom.  
  2. Tetapkan salah satu resep umpan olahan yang akan digunakan dan tebarkan ke seluruh lapak secara merata. Keunggulan umpan ini adalah kompetitor Anda tidak dengan mudah memahami resep umpan yang digunakan dan keuntungan lainnya bisa melakukan pengeboman dengan tersamar. 
  3. Karena Anda menggunakan umpan olahan maka sebaiknya pilihlah empang yang umurnya lebih dari 6 bulan dan tidak sering ditambah ikan. 
  4. Jangan berpindah-pindah empang buang terus umpan yang telah Anda tetapkan untuk membina ikan di empang yang sama.
  5. Selama melakukan pembinaan jangan pernah tergoda dengan umpan teman Anda yang neter, karena fokus Anda akan bias. Lebih baik Anda terus menyetel stopper sampai benar-benar memahami karakter umpan yang Anda gunakan.
  6. Jangan pernah pernah berpikir umpan Anda tidak jalan, terkecuali umpan tersebut sudah digunakan selama sepuluh hari berturut-turut dan tidak jalan. Dalam kondisi ini baru Anda boleh berganti umpan yang lain.
  7. Selama masa pembinaan bukan tidak mungkin Anda akan menjadi pemancing terbodoh, tapi percayalah semua mata akan tertuju kepada Anda bilamana pembinaan Anda telah menunjukkan hasil yang maksimal.

Jika mau MERUBAH masa depan Anda sambil terus menyalurkan HOBBY MANCING silahkan KLIK DISINI atau pada gambar berikut...!!!


Selamat mencoba dan semoga keberuntungan akan berpihak kepada Anda.

Selasa, 23 Oktober 2012

Sejarah Singkat Group PEGAL LINU


Geng KOPLAK
Berawal dari diskusi singkat antara saya dengan Idban Secandri aka Gantibentar Dumopioa mengenai peraturan OOT – Out Of Topic di beberapa forum yang terkadang membuat anggotanya harus dibanned karena suka memberikan comment yang tidak terkait dengan topik bahasan maka pada tanggal 5 Juni 2012 saya berinisiatif membuat Group pemancing di Facebook yang mengkhususkan diri untuk memberikan solusi terhadap semua permasalahan yang terkait dengan Galatama Lele. Satu hal yang menarik dari Group ini adalah para anggotanya bisa bercanda diluar topik/post yang tengah dibahas tanpa harus takut dibanned, sepanjang masih dalam batas-batas yang wajar.

Dengan dimotori olah geng KOPLAK yang beranggotakan Ahmad Sugianto, Toto Hertanto, Achmad Sofiyandi, O’Black Daryanto dan Saya sendiri (Sonny Boedihardjo) maka perlahan tapi pasti jumlah anggota dari group semakin berkembang dari hari ke hari. Dukungan penuh dari Master Wild Fishing se Jabodetabek Nda Poenya menjadikan group ini semakin dikenal dikalangan pemancing non Galatama Lele. 

Satu persatu pemancing Galatama Lele mulai bermunculan di Group. Peran Yusiadi Kapitta, Sugito Adi, Aldhie D’Nedjo, Andri Gendis, Mbah Atmo,Clomkunyunyudgiriwil, Maulana Andinsi, Adrian Masaru, Heryansyah Ambon, Whens Dio, Janice Verina, Afri Messi, Kang Giriwil, Abdul Rohmat dan masih banyak rekan lainnya yang selalu memberikan nuansa baru menjadikan group ini semakin cepat dikenal oleh masyarakat luas.

Sebelum bernama PEGAL LINU group ini awalnya bernama Umpan Galatama Lele. Mengingat para anggautanya berada diseluruh Indonesia dan untuk mengabadikan nama KOPLAK sebagai pelopor dan juga sangat pas bila di jabarkan sebagai  “Komunitas Pemancing Lele Antar Kota” maka untuk selanjutnya nama group disepakati untuk diganti dengan KOPLAK. Sayang nama group ini sudah ada yang menggunakan dan pada akhirnya berdasarkan hasil diskusi saya dengan Ahmad Sugianto dan Idban Secandri maka pada tanggal 11 Oktober 2012 diputuskan nama Group UMPAN GALATAMA LELE diganti dengan PEGAL LINU yang merupakan akronim dari Pemancing Galatama Lele Lintas Nusantara, sebuah nama indah yang mudah diingat oleh siapa saja.

Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi buat teman-teman semua dan kedepannya group PEGAL LINU akan semakin solid dan terus melahirkan para pemancing Galatama Lele yang handal….!!!!