Nadya 27 Juli 2012 - bersama Rossi(kiri) dan Kadal |
Desah lembut Adele membawakan tembang Don’t You Remember mengingatkan saya tentang kenangan indah ketika masih sering mancing di Empang Nadya, sebuah empang Galatama Lele yang terletak di jalan Gelatik I Sawah Lama Ciputat Tangerang Selatan.
Empang ini memiliki 40 lapak yang masing-masing dibatasi oleh pembatas tali dan pemancing hanya diperkenankan melempar umpannya searah dengan lapak yang didudukinya saja. Nadya adalah salah satu empang favorit saya dan kerap saya kunjungi sebelum kecelakaan maut yang mengakibatkan hancurnya kaki saya.
Dari seringnya mancing disana sayapun menjadi akrab dengan anaknya pemilik empang yang bernama Nadya Affiani atau yang kerap dipanggil dengan nama Menik, seorang gadis manis yang saat ini sedang melanjutkan studinya di Universitas Mercu Buana. Tak jarang kami melakukan komunikasi via Blackberry Messenger bercanda, bertukar pikiran ataupun bercerita seputar kehidupan.
Seiring dengan non aktifnya saya dari dunia pemancingan dan kebosanan menggunakan Blackberry yang berujung dipeti es kan membuat saya benar-benar kehilangan kontak dengan Menik. Terkadang masih terselip rasa rindu dengan kekolokannya yang menurut akal sehat saya sedikit berlebihan, tetapi itulah Menik dengan segala kelebihan dan kekurangannya selalu saja membuat hati ini mengharu biru.
Apa kabar Menik…? Semoga dengan berjalannya waktu kamu semakin lebih bisa memahami makna dari kehidupan yang bukan saja hitam atau putih tapi masih ada abu-abu yang justru sering membuat kita terjerumus kedalam kekeliruan.
Empang ini memiliki 40 lapak yang masing-masing dibatasi oleh pembatas tali dan pemancing hanya diperkenankan melempar umpannya searah dengan lapak yang didudukinya saja. Nadya adalah salah satu empang favorit saya dan kerap saya kunjungi sebelum kecelakaan maut yang mengakibatkan hancurnya kaki saya.
Dari seringnya mancing disana sayapun menjadi akrab dengan anaknya pemilik empang yang bernama Nadya Affiani atau yang kerap dipanggil dengan nama Menik, seorang gadis manis yang saat ini sedang melanjutkan studinya di Universitas Mercu Buana. Tak jarang kami melakukan komunikasi via Blackberry Messenger bercanda, bertukar pikiran ataupun bercerita seputar kehidupan.
Seiring dengan non aktifnya saya dari dunia pemancingan dan kebosanan menggunakan Blackberry yang berujung dipeti es kan membuat saya benar-benar kehilangan kontak dengan Menik. Terkadang masih terselip rasa rindu dengan kekolokannya yang menurut akal sehat saya sedikit berlebihan, tetapi itulah Menik dengan segala kelebihan dan kekurangannya selalu saja membuat hati ini mengharu biru.
Apa kabar Menik…? Semoga dengan berjalannya waktu kamu semakin lebih bisa memahami makna dari kehidupan yang bukan saja hitam atau putih tapi masih ada abu-abu yang justru sering membuat kita terjerumus kedalam kekeliruan.
mENIK.. oH.. Menik.. Kapan yah bisa bertemu lagi denganmu.. ahahah
BalasHapusYa alllaaahhh... Aku baru baca nih update-an yg bikin aku tepok jidat hehe
BalasHapusGa aku izinin ah mengexpose aku yg baik2 aja. aku manusia biasa salah aku juga luar biasa banyaknya